Bawang Dayak Penakluk Kanker

Mungkin Anda masih asing dengan tanaman herba yang satu ini. Tanaman herba asal Borneo ini merupakan salah satu tanaman herba yang dipercaya mendatangkan manfaat kesehatan. Bawang dayak dipercaya berperan sebagai antikanker, pencegah penyakit jantung, peningkat imunitas, antiperadangan, dan antiperdarahan.
Bawang dayak berasal dari Amerika tropis. Tak heran jika tanaman herba satu ini disebut dengan nama bawang sabrang. Karena untuk mencapai berbagai daerah tertentu, tanaman herba ini harus menyeberang terlebih dahulu. Sementara itu, di Indonesia, tanaman herba ini lebih dikenal dengan nama bawang dayak karena salah satu tanaman khas Kalimantan Tengah. Bahkan, bawang sabrang atau bawang dayak sudah dikembangkan secara khusus sebagai tanaman obat di Kalimantan Tengah.

Bawang Dayak Penakluk Kanker

Bawang dayak merupakan tanaman berumpun atau bergerombol dan berbatang basah dengan ketinggian tanaman mencapai 50 cm, umbi panjang, berbentuk bulat telur, berwarna merah seperti bawang merah dan tidak berbau. Daun bawang dayak berwarna hijau beriga, mirip anggrek tanah. Bunganya berwarna putih dan biasa mekar pada sore hari selama beberapa jam.
Bawang dayak memiliki nama latin Eleutherine americana Merr. Hal ini dikarenakan adanya kandungan senyawa aktif eleutherine dalam bawang. Bawang dayak memiliki sinonim Eleutherine palmifolia Merr. Selain itu, bawang dayak juga memiliki berbagai sebutan nama, antara lain bawang dayak (Palangkaraya dan Samarinda); bawang lubak (Samarinda); bawang kapal, bawang merah hutan, bawang hutan atau kambe (Dayak); bawang sabrang, bawang kapal (Sumatera); babawangan beureum, bawang siyem (Sunda); bawang siyem, brambang sabrang, teki sabrang, luluwa sapi (Jawa); bawang sayup (Melayu). Namun, ada beberapa orang yang menyebutnya sebagai bawang berlian atau bawang arab.

Kandungan Senyawa Aktif dalam Bawang Dayak

Bawang dayak mengandung berbagai senyawa aktif meliputi naphtoquinonens dan turunannya, seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, eleuthernone. Selain itu, bawang dayak juga mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, steroid, glikosida, tanin, fenolik, dan flavonoid yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan.

Khasiat dan Manfaat Bawang Dayak

Sudah sejak lama bawang dayak dimanfaatkan sebagai obat aneka penyakit, antara lain sembelit, sulit buang air kecil, radang usus, disentri, luka, bisul, muntah, hingga penyakit kuning. Bukan hanya itu, beberapa penyakit berat, seperti kanker payudara, diabetes melitus, hipertensi, dan hiperkolesteroldipercaya dapat diatasi dengan bawang dayak. Meskipun demikian, studi mengenai manfaat bawang dayak untuk kesehatan masih belum banyak dilakukan.
Kandungan naphtoquinones dalam bawang dayak dikenal sebagai antimikroba, antifungal, antivirial, dan antiparasitik. Selain itu, naphtoquinones memiliki bioaktivitas sebagai antikanker dan antioksidan. Bukan hanya naphtoquinones, kandungan alkaloid, flavonoid, glikosida, dan saponin juga mendatangkan khasiat kesehatan, yakni sebagai hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah untuk terapi penderita diabetes melitus. Sebuah studi preklinis yang dilakukan oleh Sa’roni, dkk. yang dipublikasikan pada Cermin Dunia Kedokteran tahun 1992 menyatakan bahwa bawang dayak memiliki efek anti-inflamasi atau antiperadangan.

Antioksidan, Penangkal Radikal Bebas

Tahukah Anda bahwa bawang dayak berkhasiat sebagai antimelanogenesis (mencegah timbulnya bintik atau titik-titik hitam di kulit) dan antioksidan (menangkal radikal bebas). Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid (triterpenoid), glikosida, glikosida antrakinon, dan saponin dalam bawang dayak.
Menurut Dr Sukrasno MS, farmakolog dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, bawang dayak kaya akan antosianin—senyawa pewarna alami yang memberikan warna merah pada bawang dayak. Menurut Prof. Dr. Sidik, Apt. (guru besar emiritus Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran) antosianin merupakan antioksidan yang berperan menetralkan radikal bebas. Berkurangnya kadar radikal bebas dalam tubuh, risiko untuk menderita penyakit kanker, jantung, dan diabetes semakin berkurang.

Fenolik Sederhana dan Naphtokuinones, Agen Antikanker

Menurut de Padua dkk dalam Plant Resources of South East Asia tahun 1999, kandungan fenolik sederhana, tanin, quinines, dan antosianin dalam bawang dayak merupakan senyawa yang memiliki efek terhadap pengobatan kanker. Sebuah studi yang dilakukan oleh Vita Permanasari, Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, menyatakan bahwa ekstrak bawang dayak memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan sel kanker darah manusia.
Sebuah riset ilmiah yang dilakukan oleh Himawan Budityastomo dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara membuktikan ekstrak bawang dayak dapat menurunkan tingkat ekspresi cyclin-E sel kanker rahim manusia. Turunnya aktivitas cyclin-E menyebabkan terjadinya apoptosis atau kematian sel kanker. Sementara itu, menurut Petr Babula (peneliti di Department of Natural Drugs, University of Veterinary and Pharmaceutical Sciences, Republik Ceko), naphtokuinones dalam bawang dayak merupakan senyawa yang berperan sebagai agen antikanker.

Bawang Dayak, Pemelihara Kesehatan Ginjal

Penelitian lain yang dilakukan oleh Arnida dkk dari Farmasi Universitas Lampung menjelaskan ekstrak bawang dayak dapat menurunkan kadar kalsium urine, meningkatkan volume air seni selama 24 jam (bersifat diuretik atau peluruh kencing), dan menurunkan pH air seni. Aktivitas diuretik pada bawang dayak bisa memudahkan penghancuran dan pengeluaran batu ginjal.

Eleutherol, Eleutherinoside A, dan Eleuthoside B, Pelawan Diabetes

Bawang dayak dapat dimanfaatkan untuk mengobati diabetes. Maria DPT Gunawan Puteri, dkk. dari Divisi Biosains, Universitas Hokkaido, Jepang berhasil mengisolasi tiga senyawa aktif dalam bawang dayak, yaitu eleutherol, eleutherinoside A, dan eleuthoside B. Ketiga senyawa ini dipercaya mampu mengatasi diabetes melitus.
Eleutherinoside A dalam bawang dayak berperan menghambat alfa-glukosidase. Alfa-glukosidase pada permukaan membran sel usus berperan untuk memecah pati dan disakarida menjadi glukosa. Jika aktivitas alfa-glukosidase terhambat, maka penyerapan glukosa juga terhambat sehingga kadar gula dalam darah akan berkurang. Sementara itu, menurut Valentina Indrajati, herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, kandungan alkaloid dalam bawang dayak memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.

Bagian yang biasa digunakan pada bawang dayak adalah bagian umbi dan daunnya. Bawang dayak dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia, manisan, atau bubuk.





Bawang Dayak Penakluk Kanker